JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) membuka peluang moratorium kurikulum 2013 (K-13). Peluang
itu dimungkinkan dengan di-review-nya pelaksanaan K-13 oleh tim
kurikulum.
Mendikbud Anies Baswedan
menjelaskan, review tersebut difokuskan pada materi ajar untuk siswa
kelas I, IV, VII, dan X. Jika dalam evaluasi ditemukan masalah pada
materi belajar empat kelas tersebut, K-13 akan ditunda terlebih dahulu.
”Mumpung masih berjalan satu semester.
Jadi, lebih baik ditunda dulu untuk dibereskan. Tapi jika tidak ada
masalah pada konten keempat kelas tersebut, ya bisa jalan terus. Yang
jelas, kami tidak ingin guru, orang tua, dan murid jadi bingung,” tutur
Anies saat dijumpai di sela-sela peninjauan pameran Gelar Museum
Nusantara di Jakarta kemarin (22/11).
Disinggung soal tim kurikulum, Anies
menjelaskan bahwa pihaknya tengah membentuk tim baru. Dalam penyusunan
tim baru tersebut, akan dimasukkan unsur guru yang bersinggungan
langsung dengan para siswa, baik SD, SMP, maupun SMA.
Anies berpendapat, dengan memasukkan
mereka ke tim kurikulum, akan lebih mudah mengetahui apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh pendidikan anak-anak Indonesia. ”Jelas, mereka (guru,
Red) akan dilibatkan. Mereka lebih tahu,” tegasnya.
Masuknya unsur guru itu juga akan
menggeser beberapa posisi profesor dan guru besar yang sebelumnya kerap
mengisi tim kurikulum. Meski peran profesor dan guru besar tersebut
menjadi salah satu pertimbangan, pengetahuan mereka akan keperluan
anak-anak yang masih duduk di SD akan jauh berbeda dengan guru yang
setiap hari bersama para siswa itu.
”Kami ini yang di kampus-kampus tahu apa
soal pendidikan SD? Bahkan, saya pernah bertanya, apakah mereka berada
di SD? Kalau belum, jangan pernah ngomong soal SD. Jangan berpretensi
teori, apalagi ilmunya bukan pendidikan, mohon maaf. Jangan korbankan
anak-anak, padahal kita nggak tahu lapangan,” ungkapnya.
Karena itu, mantan rektor Universitas
Paramadina tersebut betul-betul menyeleksi dengan baik nama-nama yang
akan masuk tim kurikulum yang baru. Bahkan, dia telah menolak beberapa
nama dan merevisi daftar calon anggota tim kurikulum.
”Saya ingin yang ada di situ adalah orang-orang objektif. Bukan soal mempertahankan atau mengubah (kurikulum),” urainya.
Sementara itu, terkait dengan tim yang
sebelumnya dimiliki Kemendikbud, Anies mengatakan bahwa kerja mereka
telah selesai. Saat ini pihaknya melakukan evaluasi atas apa yang telah
mereka rumuskan sebelumnya.
Di pihak lain, Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) sudah bersuara agar Mendikbud Anies Baswedan mau
menghentikan penggunaan kurikulum 2013. Jika terus digunakan, dipastikan
kurikulum itu merugikan siswa.
Sekjen FSGI Retno Listyarti saat dihubungi kemarin mengatakan sudah satu pandangan dengan Anies.
Secara prinsip, mereka sepakat memandang
kurikulum 2013 belum matang dan pelaksanaannya dipaksakan. ”Pak Anies
sama dengan FSGI. Dihentikan dulu dan diperbaiki,” ujarnya.
Sebelumnya, ramai diberitakan FSGI telah
memantau implementasi kurikulum 2013 di 46 kabupaten/kota di 21
provinsi. Hasilnya, ada lima masalah utama dalam kurikulum itu. Antara
lain, buku guru dan siswa yang terlambat tiba di sekolah, dana BOS yang
tidak mencukupi untuk membeli buku kurikulum 2013, serta isi buku
kurikulum 2013 yang berat dan bermasalah.
Masalah lainnya adalah percetakan yang
tidak mampu memenuhi pesanan sehingga mengundurkan diri serta pelatihan
guru yang tidak efektif.
”Kompetensi dasar ada di buku, nggak ada
di silabus. Ada di silabus, tapi nggak ada di buku. Buku jadi tidak
berkualitas,” jelasnya. Banyaknya masalah itu, menurut Retno, tidak bisa
diperbaiki sambil jalan. Kurikulum 2013 harus dihentikan.
Kini bola ada di tangan Anies selaku
Mendikbud. Retno menyebut FSGI memberi Anies waktu untuk melakukan
perbaikan. Dia yakin bahwa Anies bisa mewujudkan penghentian itu. Sebab,
berdasar pemaparan, mereka sudah satu suara.
”Kami kasih waktu untuk Pak Anies. Nanti
tim review akan dibuat. Cuma, usulan kami, jangan libatkan orang lama.
Sama saja nanti, jeruk makan jeruk,” terangnya.
Retno berharap FSGI bisa dilibatkan
dalam tim tersebut. Sebab, selama ini, FSGI tidak pernah dilibatkan
untuk hal seperti itu. Kalau tim review segera bekerja, dia yakin pada
Januari 2015 sudah ada kesimpulan untuk memberikan rekomendasi
penghentian K-13 kepada Mendikbud. (mia/dim/c11/end)
Sumber : jpnn.com